Untaian Kata
Untukmu Aku Menulis (Sajak Rian Arif)

2002-12-17 19:29:31



senja telah membuka kepalaku dan mengeluarkan isinya
tapi senyumanmu telah mengisinya kembali
hari ini demi sebuah pena di tangan
aku akan menodai kertas polos
kan kutulis namamu dalam tiap lariknya
aku berkhayal kau ada disini menemaniku
bersama kan kugoreskan semua putih
hingga hitam dan menghitam seperti kopi dalam gelas yang menuntut keibaan agar tidak dihabiskan

hari ini dengan menyebut namamu;
kembali aku goreskan mata pena menyobek setiap kata yang ada
agar aku puas dan terpenuhi hasratku
dan hatiku akan bernyanyi kegirangan

aku mungkin tengah mengantuk dan metaku memaksa agar dipejamkan
tapi kembali tanganku melumat bodi pena
tegak lurus menggoda kertas
dan menulis kata-kata : CINTA

nafasku, hasratku dan dirimu akan bersatu dalam kertas
dan akan terus teruntai dalam sebuah antologi pada buku yang bolong

ah, aku ingin mengakhiri tulisanku dengan membunuh larik terakhirnya
dan akan aku nodai dengan hitam
pake hitam? siapa takut 1)..


pantai panjang cottage Desemeber 2002
1) Slogan Clear


Karena Suatu Hal...

2002-12-02 09:33:55

Ada suatu hal yang diciptakan oleh manusia
Hali itu terus dan terus dikembangkan oleh manusia
Tetapi, hal itu dapat membuat manusia lupa
Kepada Penciptanya

Sebetulnya, hal itu diciptakan dan dikembangkan manusia
Untuk mengingatkan kita akan kebesaran-Nya
Namun, apa daya…
Disamping keuntungan yang didapat
Banyak juga yang rusak
Akibat hal itu

Namun, Sang Pencipta telah menciptakan suatu hal
Yang selalu berpasang-pasangan
Ada hal yang baik
Ada juga yang buruk

Tetapi, kita tidak tahu
Apa yang akan terjadi
Esok hari…
USAI SENJA (Sajak Syahfida)

2003-05-04 18:06:53



tirai-tirai malam mulai diturunkan
petikan dawai kecapi terdengar sendu
dan kata-kata pun menjadi kehilangan makna
hanya keakuankulah yang membuatku tetap berdiri
di sini, di bumi penantianku
saat senja telah berlalu

Bandung, 19 Januari 2003



PUZZLE SEORANG PEREMPUAN

2003-05-04 11:48:28

kepada si pipi tembem

Mencoba seorang perempuan
Menyatukan keping harapan
Pada papan kehidupan
Kepingan itu berserakan
Saling mereka bertindihan
Bentuknya penuh keragaman.

Menyusun satu-satu dia dari pinggiran
Satu ada terlepas dari pegangan
Mengacaukan titik perhatian
Kembali mengambil dia kepingan
Dimana kini harus diletakkan
Semua corak dan bentuk kepingan
Terlihat menjanjikan di papan
Masih banyak ruang kosong di papan
Menumpuk kepingan harus diletakkan.

Semoga tiada satupun hilang kepingan
Pintanya kepada Tuhan

Mencoba seorang perempuan
Menyatukan keping harapan
Pada papan kehidupan.


Cililitan, 23-27 April 2003





















Ia Hanya Mengenal Musim Ketika Daun Berguguran -- Zai Lawanglangit

2003-12-22 20:51:15

ia
hanya mengenal musim
ketika daun dan ranting berguguran
karena sebentar lagi kekasihnya datang
membawakannya hujan. lalu selalu akan ia tebarkan di padang-padang
maka tanah perbukitan itu kembali hijau penuh senyum rerumputan

ia hanya mengenal musim ketika daun berguguran

ia
hanya mengenal musim
ketika daun dan ranting berguguran
karena sebentar lagi kekasihnya datang
membawakannya hujan. lalu selalu akan ia tebarkan di padang-padang
maka tanah perbukitan itu kembali hijau penuh senyum rerumputan

ia menari bersama hujan. mencumbu bungabunga yang bermekaran

musim ini
ia masih berdiri termangu di bibir jalan
sudah hampir dua pekan. saat matahari bangkit
ia bersiap. disisirnya rambut hitamnya yang panjang
dikenakannya gaun putih awan
yang menjuntai hingga mengusap kerikil jalanan

waktu terus merambat. matahari tegak diatas kepala
tapi tak ada titik hitam bergerak di kejauhan
sebagai pertanda kedatangan

sore
saat matahari pulang
ia masih tegak berdiri di bibir jalan
menunggu hingga larut malam
karena inilah saat terakhir yang dijanjikan

malam tak lagi penuh bintang
juga dering serangga
hening seperti pekuburan. terasa mengerikan
angin mendesing mengasah ribuan mata pisau
berkilat-kilat tersapu cahaya bulan

hingga malam menelan semua bayangan

kekasihnya tak kunjung datang

sayupsayup
terdengar gemuruh
ada lengking jerit kematian

lalu tanahtanah. daundaun. bungabunga. basah dengan warna merah

hujan darah!

kita hanya tak tahu

ti,
lalu kita susuri sunyi
dengan gemuruh ombak pasang
pada pasir, batubatu, debu, angin, gerimis
mengais katakata yang tak sempat terucap
tentang rindu nelayan pada laut
rindu peziarah pada makam
ti,
mata kita tersesat di rimba suara berabadabad
tapi ada yang terus memanggil, lirih
sesekali kita palingkan wajah, mencari
tak ada, dan kita makin karam
dalam keangkuhan kita sendiri
tak tahu arah kembali

ada sisasisa senyummu

masih kau simpan rindu itu
di sebaris kalimat tak selesai
dulu di tangis tanah ini
kau berangkat
kini aku berdiri disini
di stasiun yang sama
di simpang rel kereta
ada ceceran abjad
yang tak sempat kau pungut
dan di bangku kayu
ada sisasisa senyummu
yang luput dari tatapan bulan

prasasti kematian

sebuah keranda
mengapung
dalam lautan manusia
dalam gemuruh doa
seperti sungai
yang tak putusputus
mengalir
ke hilir
ke akhir

aku mabuk di wajahmu

sore
langit pucat
senja hijrah
di trotoar kakilima

malam
bintangbintang merayap
di kedaikedai tuak
di sudut sunyi tanah ini
aku mabuk di wajahmu
sambil mengemasi mimpi

ah, biar saja

ah biar saja, kenapa mesti malu
Ia yang memberiku pikiran
melihatku membayangkan wajahmu diamdiam
melukis wajahmu pada bayangan bulan
yang berenang di telaga
sambil menatap awanawan, laut, bintangbintang
atau ketika duduk di bangku warung di pinggir jalan
kau pasti tak mengerti
ketika kutulis sajak cinta dari kilau embun di tepi daun
atau dari semburat warna merah lembayung senja

ah biar saja, Ia yang memberiku rasa
melihatku menangis di tikar sembahyang di malam kelam
aku hanya sedang belajar mencintaiNya

ritual persembahan

kuteriakkan pada matahari tua
yang tengah beranjak pulang
"aku perlu bulan malam ini,
bulan tujuh purnama!"

telah kuasah sepasang belati nyali
dan sebuah ritual persembahan

malam nanti
akan kubunuh bayang mu!

perempuan di sudut kota

perempuan di sudut kota
aceh utara pada suatu ketika

tuhan telah pergi pada suatu senja
langit merah, awan bergulung resah
kuburan, bangkai, puingpuing
menghampar, cendawan menyeruak
dari batang kayu hijau berlumut
dan airmata yang tumpah
terinjak kakikaki pengungsi

di pojok kecil pinggir desa
perempuan dengan selendang hitam
dan kain kebaya kuning lusuh
berdiri, mengatupkan bibir
dari gigil angin musim basah

"tuhan telah mati"
desisnya nyaris tanpa suara
dari kejauhan ia tampak bagai arca
hanya sesekali kainnya berkibar

di pojok kecil pinggir desa
perempuan dengan selendang hitam
dan kain kebaya kuning lusuh
berdiri, mengatupkan bibir
seperti tak peduli
dengan kehidupan, bahkan kematian

tanya

kutangkap selembar kenang yang melintas
dari sobekan kertas usang di sudut angan
rinduku selalu jadi tirai berlapislapis
dan ketika mencoba mengingat
aku selalu gagal melukis wajahmu dalam katakata
dimana satusatu berguguran abjadnya
dan yang terisisa hanya
?
hanya
?

bayangbayang
1

kita
hanya sedang
mencintai bayangbayang
khayalan kita
banjir bayangbayang
kita
menulis bayangbayang,
membaca bayangbayang,
mengunyah bayangbayang,
menelan bayangbayang,
mencumbu bayangbayang,
mensetubuhi bayangbayang

zai/27/6/03

bayangbayang
2

sementara
mata kita meneteskan airliur
menatap pesona bayangbayang
kaki kita menggemuruh mengejar
menyisir angin,
membelah samudera
semakin jauh semakin samar
kita
meratapi bayangbayang
menangisi bayangbayang
usia kita
dimakan bayangbayang
cinta kita
dikhianati bayangbayang

bayangbayang
3

kita
terus memburu bayangbayang

hingga lupa arah cahaya

zai/27/6/03

selamat datang sunyi

selamat datang sunyi
kutunggu kau di ruang sudut hati
malam ini kita akan bercakap kembali
tentang cinta yang berkabut, rindu yang berlumut

selamat datang sunyi
jangan kau tinggalkan sepasang matamu
yang menyimpan telaga
karena kita akan mengarunginya
menembus lintasan rahasia

selamat datang sunyi
mari kita segera pergi
tinggalkan sejenak tangis tanah ini
berkelana mencari jejakjejak cahaya
dan kau lihatlah kini
jutaan bayangbayang mengikuti
biarkan saja!
toh kita tak sedang memburunya

selamat datang sunyi
disini percakapan kita mulai

zai/27/6/03

kekasih, malam masih teramat panjang

jiwa kita mengembara
diterkam hirukpikuk riuh suara
               dirajam lautan katakata dusta

linangan darah luka kita
menggenangi jalanjalan malam

langit hitam. bulan merah. bintangbintang padam

kekasih,
tebarkan ulasulas senyum pada resah tanah
kibaskan sayapsayap cinta pada risau kemarau
pada sunyi nurani

orangorang kini pergi
mencari kemanusiaannya yang tercuri
anakanak menangis
di loronglorong kegelapan
tak lagi punya mimpi
tentang indahnya pagi
sambil terus menanti terbit matahari

tapi malam masih akan teramat panjang




Jangan Dibaca Bila Tak Bisa Membacanya

2002-11-10 09:00:06

Jangan Dibaca Bila Tak Bisa Membacanya
Sajak Agustinus Wahyono

nenek renta menyulam harapan di jendela usang kusam
bayi-bayi meneteki kemarau di dada papan hitam legam
anak-anak berebut lumpur sembari berkelahi tak terkendali
remaja-remaja baku sadis di atas meja prasmanan pemimpin negeri

nenek renta merenda air mata untuk mencipta kebijaksanaan
bayi-bayi menangisi senam areobik kredit arisan rasan-rasan
anak-anak dilanda penasaran terjun dalam dunia fantasi
remaja-remaja memasung kreasi dalam imaji sepi-sensasi

nenek renta menjahit cinta di baju safari para pendiri negeri
bayi-bayi memakan sajian ilusi televisi iklan sana-sini
anak-anak melahap bualan khayalan di halaman bermain
remaja-remaja menikmati buah tulah sejak kemarin

*******
babarsariyogya, 12 oktober 2002




Asal Kamu Tahu Aja (1)

2002-12-25 14:46:41



Temanku Maye Apdhani
Berkulit kuning bersih
Dan bermuka cerah
Tubuhnya sintal, seksi dan menggairahkan

(Tapi aku bukan mau ngomong soal tubuhnya
Cuman biar kamu bisa membayangkan dia)

Yang jelas dia cerdas
Kerjaannya bikin penelitian
IP-nya cumlaude
Makalahnya jadi makalah terbaik di kuliah Ekonomi Regional
Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
Sekarang Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Undip
Kabarnya dia mau dikirim ke Swiss buat magang di WHO

Dan,
semakin hebat polahnya
semakin aku merasa lebih hebat

Asal kamu tahu aja
Aku pernah ngibulin dia
Dua kali
dan dia dengan polosnya percaya !!!





lama

2002-10-31 15:09:36

seperti roda pedati ditarik kura-kura
waktu berputar begitu lama
pelupuk mataku berat
bagai disiram cairan pekat
berkali tertutup rapat
dan tersentak karena detak
rumus-rumus berputar di kepalaku
sepertinya saraf-saraf mulai mengerut
konslet seperti kabel listrik
terlalu banyak tegangan
kapan itu akan berakhir
mungkin sampai miring kekiri




Kacau

2002-10-24 18:49:45

Saat ini hatiku sedang kacau
kacau, kacau sekali
emosiku sedang meledak-ledak
amarahku sedang menggebu-gebu
ingin sekali kuluapkan kemarahanku
namun ku tak bisa
karena aku tahu
ku tak sanggup..





Kelam

2003-04-17 22:13:17




Angin kencang sore ini
Menggenggam air hujan
Lalu ditumpahkan kebumi
Dengan kegetiran langit

Seakan langit pun marah
Pada penghuni bumi
Dengan guntur dan petir
Yang menderu bersahutan

Awan biru tertendang mendung
Bumi pun menjadi kelam
Sekelam hati yang berduka
Suasana alam makin mencekam

Seakan alam ini mengerti
Dan juga mampu mengekspresikan
Tentang kesedihan hati yang lara
Karena kerasnya hati dan jiwa

Hingga hati itu tak` tahu
Kapan KEKELAMAN ini kan dapat
berakhir........................


(( 26 feb`03 _sudut kota ))






Kutu

2003-01-10 16:15:03



Aku merindu
Telur-telur kutu
di kepalamu

Telur-telur kutu
bisa jadi alasan
untuk tanganku
membelai rambutmu

Aku benci
shampoo anti kutu
kau ceritakan
kau pakai

kau takut
tidak cantik
karena kutu itu

aku benci
rambutmu yang kini legam
bersih tanpa kutu
tak dapat kusentuh

aku takut
membelaimu tanpa alasan
sungguh aku takut
aku memang penakut





hanya goresan kecil untuk kekasih sunyi

2003-01-04 17:21:38



mendayung perahu bulan sendirian
tanpa hati, tanpa nyawa
cuma jasad... jasad mati....
bergerak saja tak kuasa....

ketika angin hanya mengiringi dengan irama desahan pilu....
atau riak gelombang sukma yang -tumpah-ruah-
nafas-bertiup ke surga-

denting-denting orkestra jiwa memainkan satu lirik lagu ..
yang digubah oleh seorang tak dikenal dari pelataran senja...
aku hanyut-larut-dalam sketsa malam

 


Menurut Anda, saya ini gimana sih orangnya?
Sangat bageur
Baik
Biasa
Tidak Baik
Sangat Tidak baik

(View results)


Tentang
 
Website ini dibuat oleh Arief Hidayatulloh. Email: ariefhidayatulloh@gmail.com
Hadits
 
Sebuah hadis Nabi S.A.W yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
"Malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu ada yang ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih bersenang-senang dan ketawa."
Cinta
 
Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan."
 
Jumlah pengunjung: 184459 visitors (555982 hits)
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free